Hari Minggu, 21 November 2010. Tepat pukul 08.30 WIB sekitar 50 siswa kelas XI Madrasah Aliyah PIM Mujahidin Bageng, Pati, Jawa Tengah memasuki aula sekolah. Aula tersebut sangat sederhana sekali karena hanya berupa ruangan 15 x 10 meter yang sudah berlantai keramik, tanpa meja dan kursi di dalamnya. Hanya ada 1 meja dan beberapa kursi yang diminta oleh trainer untuk mendukung acara pelatihan “Pengembangan Kepribadian” yang dilaksanakan pada hari itu. Sound sistem yang disediakan panitia pun hanya sederhana/kecil, yang hanya cukup mengeraskan suara dari microphone dan laptop. Yang cukup menggembirakan adalah tersedianya sebuah proyektor sehingga gambar yang sudah dipersiapkan oleh trainer dapat ditampilkan. Itupun hanya berlayarkan tembok aula.
Dengan gaya khasnya, trainer membuka pelatihan tersebut dengan salam sapa kepada peserta dan memimpin do’a. Trainer menanyakan kabar peserta dan meminta peserta menirukan yel-yel pada acara tersebut. Selama 1,5 jam berikutnya, trainer menyampaikan berbagai tayangan dan pembahasan tentang peta potensi yang dimiliki manusia.
Sampai pada bagian refreshing karena trainer melihat sebagian besar peserta menguap. Trainer meminta 2 orang peserta untuk maju. Setelah di depan, trainer mengatakan kepada semua peserta di aula tersebut bahwa dia akan melakukan sedikit pertunjukan hipnotis. Kedua peserta yang sudah maju ke depan diminta untuk menutup mata. Dengan sedikit kata-kata sugesti, peserta tersebut diminta untuk membuka mata. Ternyata, mereka tidak bisa, meskipun sudah mencoba dengan sekuat tenaga. Pertunjukan kedua adalah peserta diminta untuk duduk tenang. Kemudian trainer dengan sedikit kata-kata sugestinya meminta peserta untuk berdiri dari kursinya. Ternyata, mereka tidak bisa berdiri meskipun sudah diminta dan mencoba dengan sekuat tenaga. Akhirnya trainer mendapatkan tepuk tangan yang sangat meriah dari peserta di ruangan itu.
Selanjutnya, trainer menayangkan sebuah slide yang berisi kalimat: ”Terkadang Manusia Tidak Menyadari Bahwa Dia Memiliki Potensi Terpendam yang Bisa Dimaksimalkan. Saya Akan Membuktikannya.”
Trainer meminta salah satu peserta yang ada di depan untuk kembali ke tempatnya dan peserta satunya tetap tinggal di depan. Setelah itu ada sebuah pembicaraan antara peserta dengan trainer.
Trainer : ”OK. Namanya tadi dek Nisa ya?”
Peserta : ”Iya.”
Trainer : “Baik dek Nisa. Saya ingin minta tolong sama adek. Apakah sekarang ini adek bersedia menggantikan saya sebagai trainer. Berbicara di depan teman-temannya sambil memegang mic dan menjelaskan sedikit tentang materi yang telah saya jelaskan tadi. Yach.... ga lama sich. Sekitar 10 – 15 menit”
Peserta itu menggelang-gelengkan kepala tanda tidak mau.
Trainer : “Kok ga mau sih dek? Saya mohon sekali lho. Dek Nisa pasti bisa deh....”
Peserta : “Ga pak, saya takut. Saya malu...!”
Trainer : “Ok dek, sekarang saya tanya. Apakah suatu saat dek Nisa mau seperti saya menjadi trainer, berbicara di depan umum dengan lancar dan percaya diri, diperhatikan banyak orang, dan tidak minder? Ya...., seperti saya sekarang ini. Gimana?”
Peserta : “Ya mau pak.”
Trainer : “Beneran mau? Ingin?”
Peserta : “Ya pak. Mau...!!!”
Trainer : “Baiklah dek Nisa. Saya sangat yakin sebenarnya dek Nisa memiliki kemampuan dan potensi untuk menjadi seperti saya. Berbicara di depan dengan kepercayaan diri yang tinggi dan tidak ada rasa minder. Untuk membuktikannya, nanti dek Nisa dengarkan kata-kata saya ya.”
Trainer kemudian melakukan metode hipnoterapi kepada peserta tersebut. Setelah metode berjalan sekitar 15 menit, peserta dibangunkan dari keadaan tidurnya.
Trainer : “Dek Nisa, gimana rasanya sekarang?”
Peserta : “Baik pak.”
Trainer : “Sekarang dek Nisa sadar? Tahu sekarang dimana? Tahu orang-orang yang sekarang berada di depan dek Nisa?”
Peserta : “Iya, sadar pak. Saya sekarang berada di aula. Saya juga tahu orang-orang yang berada di sini.”
Trainer : “Benar ya, dek Nisa sekarang dalam kondisi sadar? Bukan sedang lupa ingatan?”
Peserta : “Iya pak, sadar. Saya tidak lupa ingatan kok.”
Trainer : “Baik, jika begitu, tolong jelaskan slide yang akan saya tampilkan kepada semua orang yang berada di sini.”
Peserta itu kemudian memegang microphone dan mulai berbicara di depan peserta dan guru-guru yang ada di aula itu. Dia berbicara dengan lancar sesuai dengan pemahamannya terhadap materi yang telah disampaikan trainer. Peserta yang lain hanya terdiam saja, seolah-olah tidak percaya dengan apa yang dilihat. Terlebih guru-guru yang berada di ruangan itu. Hanya satu pertanyaan yang keluar dari benak guru-guru tersebut,” KOK BISA YA?”. Hal itu dikarenakan peserta tersebut terkenal pendiam dan pasif di kelas. Setelah sekitar 15 menit berdiri dan berbicara di depan, trainer bertanya kepada peserta tersebut:
Trainer : “Kok dek Nisa lancar sekali berbicara di depan. Katanya tadi tidak berani? Tidak percaya diri dan minder?”
Peserta : “Tidak tahu pak.”
Trainer : “Memangnya ketika dek Nisa tadi berbicara di depan, apa yang dek Nisa rasakan?”
Peserta : “Ya tidak merasakan apa-apa. Biasa saja. Cuman rasanya lebih percaya diri. Tidak minder dan malu lagi.”
Trainer : “Baik, sekarang dek Nisa boleh kembali ke tempat duduknya dan akan tetap percaya diri. Beri tepuk tangan untuk dek Nisa.”
Metode hipnoterapi sudah mulai sering digunakan saat ini. Metode ini dapat digunakan pada berbagai bidang, diantaranya:
Pendidikan:
Peningkatan daya ingat
Peningkatan keinginan membaca
Peningkatan motivasi belajar
Peningkatan keaktifan siswa di kelas
Kesehatan:
Relaksasi tubuh dan pikiran
Refreshing ke tempat yang disukai tanpa harus melakukan perjalanan ke tempat tersebut
Pemulihan kondisi dari trauma dan depresi
Pemulihan kondisi dari sakit, kecanduan narkoba dan rokok.
Pengembangan Diri:
Peningkatan motivasi dan kepercayaan diri
Pembentukan karakter sesuai yang diharapkan
No comments:
Post a Comment